Senin, 19 Mei 2014

Alat Pendeteksi Nyamuk Anopheles Penyebab Malaria



Tinjauan Pustaka

1.      Definisi Malaria

Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit dari genus Plasmodium yang termasuk golongan protozoa melalui perantaraan tusukan (gigitan) nyamuk Anopheles spp. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki endemisitas tinggi.
Malaria maupun penyakit yang menyerupai malaria telah diketahui ada selama lebih dari 4.000 tahun yang lalu. Malaria dikenal secara luas di daerah Yunani pada abad ke-4 SM dan dipercaya sebagai penyebab utama berkurangnya penduduk kota. Penyakit malaria sudah dikenal sejak tahun 1753, tetapi baru ditemukan parasit dalam darah oleh Alphonse Laxeran tahun 1880. Untuk mewarnai parasit, pada tahun 1883 Marchiafava menggunakan metilen biru sehingga morfologi parasit ini lebih mudah dipelajari. Siklus hidup plasmodium di dalam tubuh nyamuk dipelajari oleh Ross dan Binagmi pada tahun 1898 dan kemudian pada tahun 1900 oleh Patrick Manson dapat dibuktikan bahwa nyamuk adalah vektor penular malaria.



Pada tahun 1890 Giovanni Batista Grassi dan Raimondo Feletti adalah dua peneliti Italia yang pertama kali memberi nama dua parasit penyebab malaria pada manusia, yaitu Plasmodium vivax dan Plasmodium malariae. Pada tahun 1897 seorang Amerika bernama William H. Welch memberi nama parasit penyebab malaria tertiana sebagai Plasmodium falciparum dan pada 1922 John William Watson Stephens menguraikan nama parasit malaria keempat, yaitu Plasmodium ovale.
Penyakit malaria hingga kini masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat dunia yang utama. Malaria menyebar di berbagai negara, terutama di kawasan Asia, Afrika,dan Amerika Latin. Di berbagai negara, malaria bukan hanya permasalahan kesehatan semata. Malaria telah menjadi masalah sosial-ekonomi, seperti kerugian ekonomi, kemiskinan dan keterbelakangan.
1.      Penyebab Penyakit Malaria

Penyebab penyakit malaria adalah genus plasmodia, family plasmodiidae, dan order Coccidiidae. Ada empat jenis parasit malaria, yaitu :
1.1.  Plasmodium falciparum
Menyebabkan malaria falciparum atau malaria tertiana yang maligna (ganas) atau dikenal dengan nama lain sebagai malaria tropika yang menyebabkan demam setiap hari.

1.2.  P. vivax
Menyebabkan malaria vivax atau disebut juga malaria tertiana benigna (jinak).

1.3.  P. malariae
Menyebabkan malaria kuartana atau malaria malariae.

1.4.  P. ovale
Jenis ini jarang sekali dijumpai, umumnya banyak di Afrika dan Pasifik Barat, menyebabkan malaria ovale. Seorang penderita dapat dihinggapi oleh lebih dari satu jenis plasmodium. Infeksi demikian disebut infeksi campuran (mixed infection). Biasanya paling banyak dua jenis parasit, yakni campuran antara P. falciparum dengan P. vivax atau P. malariae. Kadang-kadang dijumpai tiga jenis parasit sekaligus, meskipun hal ini jarang sekali terjadi. Infeksi campuran biasanya terdapat di daerah yang tinggi angka penularannya.17 Masa inkubasi malaria atau waktu antara gigitan nyamuk dan munculnya gejala klinis sekitar 7-14 hari untuk P. falciparum, 8-14 hari untukP. vivax dan P. ovale, dan 7-30 hari untuk P. malariae. Masa inkubasi ini dapat memanjang antara 8-10 bulan terutama pada beberapa strain P. vivax di daerah tropis. Pada infeksi melalui transfusi darah, masa inkubasi tergantung pada jumlah parasit yang masuk dan biasanya singkat tetapi mungkin sampai 2 bulan. Dosis pengobatan yang tidak adekuat seperti pemberian profilaksis yang tidak tepat dapat menyebabkan memanjangnya masa inkubasi. P. falciparum, salah satu organisme penyebab malaria, merupakan jenis yang paling berbahaya dibandingkan dengan jenis plasmodium lain yang menginfeksi manusia, yaitu P. vivax, P. malariae, dan P. ovale. Saat ini, P. falciparum merupakan salah satu spesies penyebab malaria yang paling banyak diteliti. Hal tersebut karena spesies ini banyak menyebabkan angka kesakitan dan kematian pada manusia.



1.      Gejala Malaria

Secara klinis, gejala dari penyakit malaria terdiri atas beberapa serangan demam dengan interval tertentu yang diselingi oleh suatu periode dimana penderita bebas sama sekali dari demam.Gejala klinis malaria antara lain sebagai berikut.8
*      Badan terasa lemas dan pucat karena kekurangan darah dan berkeringat.
*      Nafsu makan menurun.
*      Mual-mual kadang-kadang diikuti muntah.
*      Sakit kepala yang berat, terus menerus, khususnya pada infeksi dengan plasmodium Falciparum.
*      Dalam keadaan menahun (kronis) gejala diatas, disertai pembesaran limpa.
*      Malaria berat, seperti gejala diatas disertai kejang-kejang dan penurunan.
*      Pada anak, makin muda usia makin tidak jelas gejala klinisnya tetapi yang menonjol adalah mencret (diare) dan pusat karena kekurangan darah (anemia) serta adanya riwayat kunjungan ke atau berasal dari daerah malaria.

 
*      Malaria menunjukkan gejala-gejala yang khas, yaitu:
*      Demam berulang yang terdiri dari tiga stadium: stadium kedinginan, stadium panas, dan stadium berkeringat
*      Splenomegali (pembengkakan limpa)
*      Anemi yang disertai malaise

Serangan malaria biasanya berlangsung selama 6-10 jam dan terdiri dari tiga tingkatan, yaitu:

1.1.  Stadium dingin
Stadium ini mulai dengan menggigil dan perasaan yang sangat dingin. Gigi gemeretak dan penderita biasanya menutup tubuhnya dengan segala macam pakaian dan selimut yang tersedia nadi cepat tetapi lemah. Bibir dan jari jemarinya pucat kebiru-biruan, kulit kering dan pucat. Penderita mungkin muntah dan pada anak-anak sering terjadi kejang. Stadium ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam.

1.2.  Stadium Demam  
Setelah merasa kedinginan, pada stadium ini penderita merasa kepanasan. Muka merah, kulit kering dan terasa sangat panas seperti terbakar, sakit kepala dan muntah sering terjadi, nadi menjadi kuat lagi. Biasanya penderita merasa sangat haus dan suhu badan dapat meningkat sampai 41°C atau lebih. Stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Demam disebabkan oleh pecahnya skizon darah yang telah matang dan masuknya merozoit darah ke dalam aliran darah. Pada P. vivax dan P. ovale skizon-skizon dari setiap generasi menjadi matang setiap 48 jam sekali sehingga demam timbul setiap tiga hari terhitung dari serangan demam sebelumnya. Nama malaria tertiana bersumber dari fenomena ini. Pada P. malaria, fenomena tersebut 72 jam sehingga disebut malaria P. vivax/P. ovale, hanya interval demamnya tidak jelas. Serangan demam diikuti oleh periode laten yang lamanya tergantung pada proses pertumbuhan parasit dan tingkat kekebalan yang kemudian timbul pada penderita.

1.3.  Stadium Berkeringat  
Pada stadium ini penderita berkeringat banyak sekali sampai-sampai tempat tidurnya basah. Suhu badan meningkat dengan cepat, kadang-kadang sampai dibawah suhu normal. Penderita biasanya dapat tidur nyenyak. Pada saat bangun dari tidur merasa lemah tetapi tidak ada gejala lain, stadium ini berlangsung antara 2 sampai 4 jam. Gejala-gejala yang disebutkan diatas tidak selalu sama pada setiap penderita, tergantung pada spesies parasit dan umur dari penderita, gejala klinis yang berat biasanya terjadi pada malaria tropika yang disebabkan oleh plasmodium falciparum. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan parasit (bentuk trofozoit dan skizon) untuk berkumpul pada pembuluh darah organ tubuh seperti otak, hati dan ginjal sehingga menyebabkan tersumbatnya pembuluh darah pada organ-organ tubuh tersebut. Gejala berupa koma/pingsan, kejang-kejang sampai tidak berfungsinya ginjal. Kematian paling banyak disebabkan oleh jenis malaria ini. Kadang–kadang gejalanya mirip kolera atau disentri. Black water fever yang merupakan gejala berat adalah munculnya hemoglobin pada air seni yang menyebabkan warna air seni menjadi merah tua atau hitam. Gejala lain dari black water fever adalah ikterus dan muntah-muntah yang warnanya sama dengan warna empedu, black water fever biasanya dijumpai pada mereka yang menderita infeksi P. falcifarum yang berulang -ulang dan infeksi yang cukup berat.



1.      Penularan Malaria

Malaria ditularkan ke penderita dengan masuknya sporozoit plasmodium melalui gigitan nyamuk betina Anopheles yang spesiesnya dapat berbeda dari satu daerah dengan daerah lainnya. Terdapat lebih dari 15 spesies nyamuk Anopheles yang dilaporkan merupakan vektor malaria di Indonesia. Penularan malaria dapat juga terjadi dengan masuknya parasit bentuk aseksual (tropozoit) melalui transfusi darah, suntikan atau melalui plasenta (malaria congenital).

1.1.                Penularan secara alamiah (natural infection)
Penularan ini terjadi melalui gigitan nyamuk anopheles betina yang infektif. Nyamuk menggigit orang sakit malaria maka parasit akan ikut terhisap bersama darah penderita malaria. Di dalam tubuh nyamuk parasit akan berkembang dan bertambah banyak, kemudian nyamuk menggigit orang sehat, maka melalui gigitan tersebut parasit ditularkan ke orang lain.
1.2.                Penularan yang tidak alamiah
a.      Malaria bawaan (congenital)
Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria. Disebabkan adanya kelainan pada sawar plasenta sehingga tidak ada penghalang infeksi dari ibu kepada bayi yang dikandungnya.

b.       Secara mekanik
Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik. Penularan melalui jarum suntik banyak terjadi pada para pecandu obat bius yang menggunakan jarum suntik yang tidak steril.

c.        Secara oral (melalui mulut)
Cara penularan ini pernah dibuktikan pada burung, ayam (P.gallinasium) burung dara (P.Relection) dan monyet (P.Knowlesi). Pada umumnya sumber infeksi bagi malaria pada manusia adalah manusia lain yang sakit malaria baik dengan gejala maupun tanpa gejala klinis. Kecuali bagi simpanse di Afrika yang dapat terinfeksi oleh penyakit malaria, belum diketahui ada hewan lain yang dapat menjadi sumber bagi plasmodium yang biasanya menyerang manusia. 




1.      Nyamuk Anopheles Penyebab Malaria

adalah – nyamuk memang salah satu jenis serangga yang sangat menyebalkan, saat kita di gigit sakit di buatnya, bahkan gatal gatal dan memberikan bekas yang tidak menyenangkan. Dan yang lebih buruk adalah, kita bisa tertular penyakit yang nyamuk tersebut bawa. Nyamuk anopheles (Anopheles sundaicus) misalnya, ini adalah jenis nyamuk yang banyak membawa parasit penyebab sakit malaria. Bahaya juga ya ini nyamuk walaupun kecil, bukan hanya mengesalkan ternyata. Oleh sebab itu berhati hatilah saat berpergian di daerah yang banyak terdapat nyamuknya. Misalnya bagi anda yang memilki pekerjaan sebagai petani, baik itu petani karet, petani sawit dan berbagai jenis perkebunan dan ladang yang anda garap, harap lebih menjaga tubuh dari gigitan nyamuk anopheles ini.

1.1.           Siklus hidup nyamuk Anopheles
Siklus hidup nyamuk anopheles tergolong metamorfosa atau terdapat stage/fase pupa. Adanya suhu,zat kimia dan tempat berlangsungnya hidup sangat mempengaruhi lama siklus tersebut. Telur anopheles yang menetas dalam 2-3 hari kemudian menjadi larva. Larva mempunyai lama hidup kurang lebih 7 hari, dan hidup dengan memakan algae,bakteri dan mikroorganisme lainnya yang terdapat dipermukaan . Pada fase selanjutnya adalah Pupa atau kepompong. Bentuk fase pupa adalah seperti koma, dan setelah beberapa hari pada bagian dorsal terbelah sebagai tempat keluar nyamuk dewasa. Pada nyamuk anopheles dewasa mempunyai proboscis yang berfungsi untuk menghisap darah atau makanan lainnya. Kelangsungan hidup nyamuk jantan lebih pendek daripada nyamuk betina. Nyamuk jantan bisa hidup sampai dengan seminggu, sedangkan nyamuk betina bisa mencapai sebulan. Nyamuk anopheles menetas disekitar rawa – rawa. Dalam pematangan telur, nyamuk menghisap darah, dan beristirahat sebelum bertelur. Salah satu ciri-ciri nyamuk anopheles adalah pada saat posisi istirahat menungging.

1.1.           Ciri ciri nyamuk anopheles
Berikut ini adalah beberapa ciri dari jenis nyamuk ini yang patut kita kenali supaya kita lebih paham tentang nyamuk ini.
  • Memilkiki tubuh yang pendek dan kecil
  • Memiliki panjang yang sama antara proboscis dan polpi
  • Penyebab sakit malaria
  • Posisi tubuh saat hinggap 90 deerajat
  • Memeliki bentuk sayap yang simetris
  • Warna tubuh hitam
  • Berkembang biak di air yang kotor , keruh dan bau
1.2.           Ciri-ciri jentik nyamuk anopheles
  1. Tidak memiliki siphon
  2. Jentik nyamuk anopheles akan sejajar dipermukaan air kotor
  3. Pada bagian thoraks terdapat stoot spine
*   Terdapat lima sensor yang digunakan untuk mendeteksi adanya nyamuk anopheles sehingga mengurangi penyebaran penyakit malaria, yaitu :
1.      Sensor ultrasonik
2.      Sensor suhu
3.      Sensor kelembaban
4.      Sensor suara
5.      Sensor sinar- x

1.1.           Sensor ultrasonik
Sensor Ultrasonik adalah alat elektronika yang kemampuannya bisa mengubah dari energy listrik menjadi energy mekanik dalam bentuk gelombang suara ultrasonic. Sensor ini terdiri dari rangkaian pemancar Ultrasonic yang dinamakan transmitter dan penerima ultrasonic yang disebut receiver. Alat ini digunakan untuk mengukur gelombang ultrasonic. Gelombang ultrasonic adalah gelombang mekanik yang memiliki cirri-ciri longitudinal dan biasanya memiliki frekuensi di atas 20 Khz. Gelombong Utrasonic dapat merambat melalui zat padat, cair maupun gas. Gelombang Ultrasonic adalah gelombang rambatan energi dan momentum mekanik sehingga merambat melalui ketiga element tersebut sebagai interaksi dengan molekul dan sifat enersia medium yang dilaluinya. Sensor ultrasonik merupakan sensor yang bekerja dengan cara memancarkan suatu gelombang dan kemudian menghitung waktu pantulan gelombang tersebut.
Sensor ini memanfaatkan gelombang suara, pada alat rancang bangun ini bermanfaat untuk menangkap suara yang dikeluarkan oleh nyamuk anopheles sehingga alat ini dapat mendeteksi adanya nyamuk anopheles disekitar ruangan tersebut.
1.2.           Sensor Suhu
Sensor suhu adalah alat yang digunakan untuk mengubah besaran panas menjadi besaran listrik yang dapat dengan mudah dianalisis besarnya. Ada beberapa metode yang digunakan untuk membuat sensor ini, salah satunya dengan cara menggunakan material yang berubah hambatannya terhadap arus listrik sesuai dengan suhunya.
Sensor ini dimanfaatkan untuk mendeteksi besarnya suhu pada habitat nyamuk anophles. Dengan alat ini kita dapat tahu berapa besar suhu ruangan atau genangan air agar terhindar dari jentik nyamuk anopheles.
1.3.           Sensor kelembaban
Kelembaban adalah salah satu faktor yang menentukan kondisi cuaca pada suatu daearah. Kelembaban dapat diukur dengan berbagai macam metode, salah satunya adalah dengan menggunakan sensor kelembaban.
Jenis-jenis kelembaban adalah:
·           Kelembaban absolut
Bilangan yang menunjukkan berapa gram uap air yang tertampung dalam satu meter kubik udara
·           Kelembaban relatif
Bilangan yang menunjukkan berapa persen perbandingan antara uap air yang ada dalam udara saat pengukuran dan jumlah uap air maksimum yang dapat ditampung oleh udara tersebut.
Sensor kelembaban adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk membantu dalam proses pengukuran atau pendifinisian yang suatu kelembaban uap air yang terkandung dalam udara.

Sensor ini memanfaatkan pengukuran kelembaban yang berguna pada alat ini untuk mendeteksi kelembaban habitat pada nyamuk anopheles. Sehingga kita dapat mengatur besar kelembaban udara pada ruangan agar terhindar dari nyamuk anopheles.

1.1.           Sensor suara
Sensor suara adalah sebuah alat yang mampu mengubah gelombang Sinusioda suara menjadi gelombang sinus energi listrik (Alternating Sinusioda Electric Current). Sensor suara berkerja berdasarkan besar/kecilnya kekuatan gelombang suara yang mengenai membran sensor yang menyebabkan bergeraknya membran sensor yang juga terdapat sebuah kumparan kecil di balik membran tadi naik & turun. Oleh karena kumparan tersebut sebenarnya adalah ibarat sebuah pisau berlubang-lubang, maka pada saat ia bergerak naik-turun, ia juga telah membuat gelombng magnet yang mengalir melewatinya terpotong-potong. Kecepatan gerak kumparan menentukan kuat-lemahnya gelombang listrik yang dihasilkannya. 
Sensor ini memanfaatkan kekuatan suara, pada alat ini sangat bermanfaat untuk mendeteksi suara seperti “nging-nging” yang dihasilkan oleh nyamuk anopheles. Sehingga kita dapat tahu terdapatnya nyamuk dengan alat ini yang dilengkapi dengan bunyi alarm peringatan jika ada nyamuk anopheles disekitar kita.
1.2.           Sensor sinar – X
merupakan peralatan detector yang digunakan untuk mendeteksi secara visual dan dapat menembus benda-benda lunak seperti daging dan kulit tetapi tidak dapat menembus benda-benda keras seperti tulang, gigi, dan logam. Sinar-X sering di gunakan di berbagai bidang seperti bidang kedokteran, fisika, kimia, mineralogy, metarulugi, dan biologi. 
Sensor ini digunakan untuk mendeteksi adanya nyamuk anophles yang berkeliaran di sekitar kita, berdasarkan bentuk dan ciri-ciri pada nyamuk anopheles. Sensor ini dapat mendeteksi benda sangat kecil seperti nyamuk anopheles.