SENSOR THERMISTOR
Thermistor adalah salah satu jenis resisitor yang nilai rtesistansi atu nilai hambatannya di pengaruhi oleh suhu (temperature). Thermistor merupakan singkatan dari “Therminal Resistor” yang artinya adalah tahanan (resistor) yang berkaitan dengan panas (therminal).
Thermistor terbagi 2 jenis yaitu
1. Thermistor positif (PTC)
2. Thermistor negatif (NTC)
1. Thermistor positif
Pada jenis ini satuan pada inputnya temperatur derajat celcius, sedangkan pada outputnya resistansi adalah ohm
2. Thermistor negatif
Pada jenis ini input dan outputnya sama dengan thermistor jenis positif, perbedaannya adalah jika temperatur naik maka resistansinya akan turun dapat dilihat pada gambar grafik dibawah ini.
Umumnya
tahanan termistor pada temperatur ruang dapat berkurang 6% untuk setiap
kenaikan temperatur sebesar 1oC. Kepekaan yang tinggi terhadap perubahan
temperatur ini membuat termistor sangat sesuai untuk pengukuran, pengontrolan
dan kompensasi temperatur secara presisi. Termistor terbuat dari campuran
oksida-oksida logam yang diendapkan seperti: mangan (Mn), nikel (Ni), cobalt
(Co), tembaga (Cu), besi (Fe) dan uranium (U). Rangkuman tahanannya adalah dari
0,5 W sampai 75 W dan tersedia dalam berbagai bentuk dan ukuran. Ukuran paling
kecil berbentuk mani-manik (beads) dengan diameter 0,15 mm sampai 1,25 mm,
bentuk piringan (disk) atau cincin (washer) dengan ukuran 2,5 mm sampai 25 mm.
Cincin-cincin dapat ditumpukan dan di tempatkan secara seri atau paralel guna
memperbesar disipasi daya.
Dalam
operasinya termistor memanfaatkan perubahan resistivitas terhadap temperatur,
dan umumnya nilai tahanannya turun terhadap temperatur secara eksponensial untuk
jenis NTC ( Negative Thermal Coeffisien).
Karakteristik Sensor Thermistor
- Resistansi tinggi 1kOhm sampai 100 kOhm.
- Ukuran fisik ( disk, manik-manik, batang ) kecil.
- Manik kecil ( small bead diameternya 0,005 inchi )
- Respon waktu cepat, untuk thermistor manik ½ detik.
- Lebih murah dari pada RTD.
- Sensitivitas sangat tinggi ( 1000 kali lebih sensitif dari pada RTD ).
- Resistansi akan berubah 1kOhm untuk setiap perubahan temperatur satu derajat celcius.
- Thermistor dilindungi kapsul ( Plastik, teflon/ material lembam).
- Tidak linier
Cara Kerja Sensor Thermistor
Berfungsi untuk mengubah suhu menjadi resistansi atau hambatan listrik yang berbanding terbalik dengan perubahan suhu. Semakin tinggi suhu, semakin kecil resistansinya.
Bentuk Thermistor
a. Butiran
thermistor ini digunakan pada > 7000 celsius dan memiliki nilai resistansi 100 ohm hingga 1 mega ohm.
b. Thermistor keping
thermistor ini digunakan dengan cara direkatkan langsungn pada benda yang diukur panasnya.
C. Thermistor batang
digunakan untuk menentukan perubahan panas pada peralatan elektronik, mempunyai resistansi tinggi.
Cara Mengukur Thermistor
Thermistor dinyatakan rusak atau tidak dapat berfungsi sebagaimana semestinya apabila saat pengukuran terjadi kondisi seperti di bawah ini:
1. Nilai pada multimeter selalu berada dalam posisi “0” saat di ukur. Hal ini artinya Thermistor tersebut “short”
2. Nilai pada multimeter selalu berada di posisi “tak terhingga/infinity” saat diukur, hal ini artinya Thermistor tersebut “open” atu “putus”.
3. Nilai pada multimeter tidak stabil atu menunjukan pada nilai tertentu tetapi tidak turun ayaupun naik maka thermistor tersebut juga dalam kondisi rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar